Madrid vs Barcelona |
KilasBarca - Semua orang pasti tahu kalau Elclasico adalah laga paling bergengsi di seantero jagat raya ini. Tapi cuman beberapa orang saja yang tahu bagaimana rivalitas yang tak biasa ini dimulai.
perseteruan antara Real Madrid dan Barcelona tak sekadar rivalitas biasa. Ada sesuatu hal yang melatarbelakangi bagaimana rivalitas itu dimulai, yang memiliki tempat tersendiri di benak pecinta sepakbola. Rivalitas tak bisasa antara Madrid dan Barcelona ini disebut dengan Elclasico. Clasico dijadikan sebagai panggung di mana setiap tahunnya warga Catalan memproklamasikan kemerdekaan mereka dari Spanyol.
Catalan sendiri merupakan suatu negara yang memiliki bahasa, budaya dan identitas sendiri, terpisah dari spanyol sampai ketika raja philip V menaklukan negri catalan. Beberapa saat kemudian, sejumlah wilayah di Iberia turut serta digabungkan dan kini menjadi daerah yang kita kenal sebagai Spanyol.
Sejak itu, bahasa Spanyol menjadi bahasa resmi Catalan. Warga Catalan tetap diperbolehkan menggunakan bahasa asli mereka sendiri, namun semua hal perizinan, sekolah, dokumen dan bahkan media harus menggunakan bahasa Spanyol. Hal ini tentu membuat kebanggan mereka tersayat.
Jendral Franco |
Pada awal abad 20an, Catalonia membuat usaha besar untuk bisa memerdekan diri. Sayangnya, rencana mereka diredam oleh Jendral Franco, militan pro Madrid, yang kemudian menjadi diktator Spanyol di akhir Perang Sipil Spanyol pada 1939, dan selama 36 tahun ke depan, dia memerintah negaranya dengan menjadikan ketakutan, tekanan dan kekuatan militer sebagai senjatanya.
Di masa sulit sejarah Spanyol inilah yang kemudian menjadikan klub Barcelona didirikan atas dasar perlawan rakyat Catalan atas kediktatoran Franco. Barcelona menjadi simbol kebanggaan dari warga Katalan dan mewakili harapan untuk masa depan yang lebih baik. Karena itu muncul istilah semacam ‘El Barca Es Mas Que Un Club’ (Barca bukan hanya sekedar klub), namun lebih dari itu. Barcelona merupakan cerminan dari dendam ‘pemberontakan’ dan perjuangan social-politik kaum tertindas, terpinggirkan, terjajah di sebuah wilayah kekuasaan yang bernama kerajaan Spanyol.
Rezim penguasa memiliki wakilnya tersendiri, klub Real Madrid. Tak sedikit yang kemudian menilai Real Madrid adalah perwakilan dari pihak yang berseberangan dgn Barcelona.
Gambaran perlawanan yang paling jelas adalah kalimat ‘Catalonia is Not Spain’ yang selalu menghiasi spanduk fans Barcelona ketika kesebelasan kesayangan mereka bertanding-hadapan melawan Real Madrid..
Catalonia is not Spain |
Jenderal Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Oleh sebabnya, setiap laga El-Clasico para seigidors (supporter) Barca terlihat kerap membawa bendera Catalonia (kuning dan merah-marun atau merah-tua dan biru) sebagai bendera mereka, bukan bendera nasional Spanyol pada umumnya.
Pada tahun 1936, Jenderal Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938.
Sejak saat itu Barcelona menjadi semacam klub Anti-Franco dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. ketika pertandingan, Barcelona selalu berusaha mendobrak dominasi Real Madrid (bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.
Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih sehat. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial.
perseturuan di lapangan kerap terjadi |
Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.
Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah perang, bukan sekedar pertandingan sepak bola.
Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan 'serdadu' perang, bukan sebuah 'kesebelasan' sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan.
Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: "Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi jangan sampai kalah dari Real Madrid...,"
Meski begitu di dalam lapangan, peperangan ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga.
Sumber:
Kaskus
atjehcyber.net
0 Comments